5.5.10

Sisi Jalanan



Dari judul di atas mungkin semua langsung protes bahwa kami tidak seperti itu. Mungkin kalian benar. Kita sendiri memang merasa kehilangan sisi itu. Dimana kami biasa tabrak sana tabrak sini. Main hajar sembarangan. Tidak pikir panjang. Sampai, meng-ada-kan sesuatu yang hampir tak mungkin ada. Kami sadar, kami terlalu banyak berpikir. Terlalu banyak pertimbangan dalam melangkah. Yah, karna kami terdoktrin kata-kata orang tua di rumah ataupun kata-kata orang 'bijak' di TV. hahaha..

Yasudahlah... biarkan saja. Mungkin yang seperti itu tidak kami saja. Teman-teman dekat, kalian, presiden, menteri, ataupun siapapun pasti pernah seperti kami. Mengubah penampilan menjadi 'rapi' karena alasan 'kedewasaan.' Mengurangi jadwal manggung dengan alasan rekaman. Menghilangkan kebiasaan sarapan demi berangkat pagi-pagi. Yah, semuanya mungkin dilakukan karena sekeliling kita ter-dogma seperti itu.

Ah, lagi-lagi, ah. Dunia ini penuh alasan. Selalu saja ada alasan. Tidak bisa manggung gara-gara mengantar adik. Gara-gara anjingnya sakit. Ataupun gara-gara pacar minta jalan-jalan. hahahaha

Sekarang gimana enaknya? Yah, kalau kami, menilai kedewasaan bukan dari seberapa rapinya penampilan, bukan juga seberapa patuhnya kita pada orang tua, ataupun seberapa rajinnya kita pergi kuliah/sekolah. Menurut kami, kedewasaan itu adalah bagaimana konsistensi kita saat kita telah 'memilih.' Saat ini, kami memilih sisi jalanan kami. Dan, jangan dikira sisi jalanan itu buruk. Jangan berpikir sisi jalanan itu hanya main pukul, main hajar sembarangan. Tapi, sisi jalanan yang kita maksud adalah, bagaimana kita bisa agresif dan bertahan di situasi yang terburuk. Di situasi yang serba tak mungkin kita mengubah menjadi mungkin dan terjadi. Di situasi yang tak punya duit menjadi punya duit. Di situasi yang tak mungkin makan menjadi makan. Di situasi yang gak mungkin manggung menjadi ROCKIN'!!!

Yah, kembali ke jalanan...

SEE YOU ON THE NEXT GIGS!!!